Minggu, 11 Januari 2015

BAB 11





                                  MEDIA DAN BUDAYA


Struktur Kekuasaan 



   Menurut Hall ( 1989 ) , makna ( meaning ) yang di pahami masyarakat saling berhubungan.makna tidak dapat di pahami di luar bidang pemimpin hubungan kekuasaan.

sering kali terjadi pertarungan memperebutkan kekuasaan untuk menentukan makna yang harus di terima masyarakat , dan pemenang pertarungan biasanya adalah mereka yang berada di puncak hierarki sosial . Media adalah salah satu bagian dari masyarakat yang berada pada puncak hierarki kekuasaan , sedangkan kelompok-kelompok yang berada di bawah hierarki kekuasaan tidak memiliki kekuatan untuk menentukan makna. 

 maksud dari kutipan diatas adalah dewasa ini media sudah menjadi bagian dari masyarakat , media selalu menjadi panutan seseorang dalam berbagai jenis hal dalam segi kebutuhan primer , sekunder maupun tersier , media selalu menyajikan hal-hal yang menjadi tren zaman sekarang.

hal ini di ketahui dari retting tertinggi , dengan kata lain media mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat selagi masyarakat mengikuti perkembangan media , disini yang dapat di katakan media sudah mencapai Hierarki kekuasaan .

Demikian penjelasan singkat dari teori yang saya simpulkan , jadi perebutan kekuasaan sudah menjadi bagian dari masyarakat dan sebagai penguasa di harapkan mampu membaca pola pikir dari masyarakat sehingga tercapai hierarki kekuasan.




BAB 10





EFEK MEDIA

Fakta-fakta baru ini dapat mengakibatkan perubahan pradigma (paradigm shift) yaitu pemikiran kembali secara mendasar dan bahkan radikal mengenai apa yang kita percaya sebagai benar (Khun, 1970). Menurut Baran (2002) teori komunikasi massa juga terbuka terhadap perubahan peradigma yang antara lain disebabkan kemajuan teknologi dan munculnya media baru, keadaan ini dapat mengubah situasi komunikasi massa secara fundamental.
Baran (2002) mengemukakan adanya empat priode perkembangan teori komunikasi massa sebagai berikut ;
Ø  Priode Teori Masyarakat Massa. Teori ini menyatakan bahwa media massa menyalahgunakan pengaruhnya (corrupting influence) dan merusakan tatanan sosial, sementara rakyat biasa tidak berdaya menghadapi pengaruh mereka. Teori S-R ini memiliki banyak nama lain seperti teori jarum hipodemis (hypodermic needle theory) atau peluru ajaib (magic bullet theory). Disebut demikian karena teori ini menyakini bahwa kegiatan mengirimkan pesan sma halnya dengan tindakan menyuntikkan obat yang bisa langsung masuk ke dalam jiwa penerima pesan. Singkatnya, menurut teori ini media massa amat perkasa dalam memengaruhi penerima pesan.
Ø  Priode Perspektif Ilmu Pengetahuan. Teori yang menyatakan media massa sangat berkuasa dalam memengaruhi masyarakat sebagaimana teori masyarakat massa. Teori Lazarsfeld yang disebut dengan teori aliran dua tahap (two step theory) mengenai media massa komunikasi massa yang berasal dari era ini.
Ø  Priode Teori Efek Terbatas. Hasil penelitian Hovland ini dikenal dengan nama teori perubahan sikap (attitude change theory) yang sekaligus menandai awal priode teori efek terbatas. Teori terkenal di bidang komunikasi massa yang akan kita bahas pada bab ini yaitu teori penggunaan dan kepuasan media (Uses-and-Gratifation of media), dan teori kultivasi merupakan dua teori yang dimiliki dasar pemikiran bahwa media massa memberikan efek terbatas kepada khalayak.
Ø  Priode Teori Kultural. Stanley Baran dan Dennies Davis (1995) menyatakan bahwa teori ini memiliki asumsi bahwa pengalaman kita terhadap kenyataan merupakan suatu konstruksi sosial  yang berlangsung terus-menerus.

10.3 TEORI SPIRAL KEHENINGAN

Teori spiral kebisuan mengajukan gagasan bahwa orang-orang yang percaya bahwa pendapat mereka mengenai barbagai isu publik merupakan pandangan minoritas cenderung akan menahan diri untuk mengemukakan pandangannya mewakili mayoritas cenderung untuk mengemukakannya kepada orang lain. Neuman (1983) menyatakan bahwa media lebih memberikan perhatian pada pandangan mayoritas, dan menekan pandangan minoritas.

10.3.1 Opini Publik

Noelle Neuman menyatakan bahwa opini ini adalah drajat persetujuan atau derajat kesepakatan dari suatu masyarakat tertentu. Menurutnya, dalam proses spiral kebisuan, opini adalah sama atau sinonim sebagai sesuatu yang dipandang dapat diterima. Noelle Neuman mendefinisikan opini publik sebagai berikut: (sikap atau prilaku yang harus dikemukakan seseorang di depan publik jika ia tidak ingin dirinya terisolasi; dalam wilayah kontroversi atau perubahan, opini publik adalah sikap yang dapat ditunjukkan seseorang tanpa bahaya isolasi terhadap dirinya). Neuman (1983) menyatakan, bahwa media lebih memberikan perhatian pada pandangan mayoritas, dan menekan pandangan minoritas.

10.3.2 Peran Media

Spiral kebisuan merupakan gejala atau fenomena yang melibatkan saluran komunikasi personal dan komunikasi melalui media. Media berfungsi menyebarluaskan opini publik yang menghasilakan pendapat atau yang dominan. Sementara individu dalam hal menyampaikan pandangannya akan bergantung pada pandangan yang dominan, sedangkan media, pada gilirannya cenderung memberitakan pandangan yang terungkap, dan karenanya spiral kesunyian berlanjut terhadap opini publik. Noelle Neuman menjelaskan bahwa media tidak memberikan interpretasi yang luas dan seimbang terhadap realitas secara terbatas dan sempi, Media massa memiliki tiga sifat atau karakteristik yang berperan membentuk opini publik yaitu: ubikuitas, kumulatif dan konsonan.


BAB 9





Media Dan Masyarakat

Usai membaca buku teori organisasi khususnya pada Bab 9,media dan masyarakat ,h.479-491 dengan review media panas dan dingin.
Diketahui media dan masyarakat sangat erat kaitannya karna media sangat menyangkut tentang surat,kabar,majalah,flim,radio,televisi san masyarakat.
Menurut Denis Mcquail(2000) media massa sangat penting untuk berbagai kepentingan,mengkontruksi pengetahuan masyarakat luas,membentuk opini masyarakat,membentuk nilai masyarakat dan membentuk wacana didalam masyarakat.
Maka terjadilah bentuk kontruksi sosial yang dilakukan oleh media massa,penciptaan realitas yang merupakan ruang subjektivitas disaat mengontrol media massa.
Teknologi tersebut secara fungsional telah menguasai masyarakat seperti kita ketahui beberapa sistem sosmed.
Ini adalah kenyataan hidup sebuah dunia maya dimana teknologi media televisi dibangun oleh orang - orang media juga untuk mempengaruhi oleh lingkungan disekitar kita dengan nilai kebiasaan dunia periklanan dan kecanggihan teknologi elektronik.
Kalau saya baca juga didalam buku Morissan adanya pembagian 2 media yaitu media panas dan dingin yang bisa kita uraikan media panas bisa disebut media yang tidak menuntut perhatian besar dari pendengar yang bisa diterima oleh indra manusia sedangkan media dingin merupakan media partisipasi audensi yang cukup besar.

9.2 TEORI AGENDA SETTING

Istilah “agenda setting” diciptakan oleh Maxwell McCombs dan Donal Shaw (1972, 1993) dua peneliti dari Universitas North Carolina, untuk menjelaskan gejala atau fenomena kegiatan kampanye pemilihan umum (pemilu) yang telah lama diamati dan di teliti oleh kedua sarjana tersebut. “The mass media not successful in telling us what to think, but they are stunningly successful us what to think about” (media massa mungkin tidak berhasil mengatakan pada kita apa yang harus di pikirkan, tetapi mereka sangat berhasil kepada kita hal-hal apa saja yang harus kita pikirkan).
Dalam hal ini, McCombs dan Shaw tidak menyatakan bahwa media secara sengaja berupaya mengaruhi publik, tetapi publik melihat kepada para profesional yang bekerja pada media massa untuk meminta petunjuk kepada media ke mana publik harus menfokuskan perhatiannya. Dalam tulisannya Lippmann menjelaskan bahwa media bertindak sebagai ; “A mediator between the word outside and the pictures in hour heads” (perantara antara dunia luar dan gambaran di kepala kita).




9.2.1 Tahap Agenda Setting

Karen siuen dan Ole Borre (1975) melakukan penelitian untuk mengetahui kompleksitas agenda – setting dalam pemilu di Demark. Siune dan Borre menemukan tiga jenis pengaruh agenda setting yaitu:
1)      Representasi. pengaruh pertama di sebut dengan “representasi” yaitu ukuran atau drajat dalam hal seberapa besar agenda media atau apa yang di nilai penting oleh media dapat menggambarkan apa yang dianggap penting oleh masyarakat (agenda publik).
2)      Persistensi. Pengaruh kedua adalah mempertahankan kesamaan agenda antara apa yang menjadi isu media dan apa yang menjadi isu publi, ini tersebut dengan “persistensi”.
3)      Persuasi. Pengaruh ketiga terjadi ketika agenda media memengaruhi agenda publik yang disebut dengan “persuasi”.
Menurut Everett Rogers dan James Dearing (1988) agenda setting merupakan proses linear yang terdiri atas tiga tahap yang terdiri atas agenda media, agenda publik, agenda kebijakan.

9.2.2 Penentuan Agenda Media

Pandangan lain dari Stephen Resse (1991) menyatakan, bahwa agenda media merupakan hasil tekanan (pressure) yang berasal dari luar dan dari dalam media itu sendiri. Dengan kata lain, agenda media sebenarnya terbentuk berdasarkan kombinasi sejumlah faktor yang memberikan tekanan kepada media seperti proses penentuan program internal, keputusan redaksi dan manajemen serta berbagai pengaruh eksternal yang berasal dari sumber nonmedia seperti pengaruh individu tertentu, pengaruh pejabat

BAB 8




TEORI ORGANISASI

Setelah membaca buku teori komunikasi individu hingga massa khususnya teori organisasi pada bab 8 dengan review teori birokraksi weber h.390 yang ditulis oleh Morissan. Teori organisasi adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi salah satunya membahas bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Organisasi di bentuk melalui komunikasi ketika individu di dalamnya saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan individu dan tujuan bersama. Berbagai pandangan tersebut dapat dibagi menjadi lima aspek yang dapat menjelaskan ruang lingkup organisasi.
a)     Organisasi di ciptakan melalui komunikasi
b)     Kegiatan organisasi berfungsi untuk mencapai tujuan individu dan tujuan bersama.
c)      Kegiatan komunikasi dalam organisasi menciptakan pola-pola yang memengaruhi kehidupan organisasi.
d)     Proses komunikasi menciptakan karakter dan budaya organisasi
e)     Pola kekuasaan dan pengawasan dalam komunikasi organisasi menghilangkan dan menciptakan hambatan
Teori jaringan kepada kita bahwa organisasi tidak hanya terdiri atas struktur tetapi banyak struktur. Kegiatan organisasi berfungsi untuk mencapai tujuan individu dan tujuan bersama.
 Kegiatan komunikasi dalam organisasi menciptakan pola-pola yang mengaruhi kehidupan organisasi. Tema penting yang dikemukakan berbagai teori mengenai komunikasi organisasi adalah mengenai dua wajah komunikasi. Wajah pertama adalah peran komunikasi yang memungkinkan kita mencapai tujuan. Wajah kedua adalah peran komunikasi dalam menciptakan struktur dan pengaturan yang berfungsi mengorganisasi dan membatasi kegiatan kita sekaligus menjadikan kita fokus pada kegiatan kita. Proses komunikasi menciptakan karakter dan budaya organisasi.
 Organisasi bukan seperti mesin yang bekerja secara mekanis, tidak memiliki sifat, karakter atau rasa. Sebagaimana manusia, organisasi juga memiliki karakter. Teori demokrasi organisasi terhadap konflik sebagai cara mendorong kehidupan organisasi yang melibatkan setiap orang.


8.3 BUDAYA ORGANISASI

Teori-teori mengenai budaya organisasi menekankan pada cara-cara manusia mengonstruksikan suatu realitas organisasi, sebagai suatu pendekatan budaya organisasi melihat pada makna, dan nilai yang dimiliki anggota organisasi.
 Jhon Van Maanen dan Stephan Barley mengemukakan adanya empat wilayah atau domain budaya organisasi yaitu:
Ø  Domain pertama di sebut dengan “konteks ekologis” (ecological context) yaitu duni fisik, termasuk lokasi, waktu , sejarah, dan konteks sosial da mana organisasi berada dan bekerja.
Ø  Domain kedua Budaya organisasi terdiri atas jaringan atau disebut juga dengan “interaksi diferensial” (differential interaction)
Ø  Domain ketiga adalah “pemahaman bersama” (collective understanding) yaitu cara bersama dalam menafsirkan pesan yaitu merupakan isi atau konten dari budaya yang terdiri atas gagasan nilai, standar kebaikan (ideal), dan kebiasaan.
Ø  Domain kelima disebut dengan “domain individu” (individual domain) yang terdiri atas tindakan atau kebiasaan para individu.

Teori budaya organisasi dalam ilmu komunikasi sangat dipengaruhi oleh tradisi atau pemikiran sosiokultural.

Pertunjukan Komunikasi

Pacanowsky da trujillo menyatakan bahwa anggota organisasi melakukan pertunjukkan komunikasi tertentu yang menghasilkan budaya organisasi yang bersifa unik bagi organisasi bersangkutan. Menurut mereka, pertunjukan adalah sejumlah tindakan dengan yang mana anggota organisasi membentuk dan menunjukkan budaya mereka kepada diri mereka sendiri dan kepada orang lain.
Kata “pertunjukan” (peformance) merupakan kiasan atau perumpamaan (metafor) yang menunnjukkan proses simbolis dalam memahami prilaku manusia dalam organisasi. Pacanowsky dan Trujillo mengemukakan empat karakteristik dari pertunjukkan komunikasi (communication performance) sebagai berikut.

1.      Pertunjukan komunikasi bersifat interaksional, lebih merupakan dialog dari bicara kepada dirinya sendiri.
2.      Pertunjukan bersifat kontekstual yang tidak dapat di pandang sebagai tindakan independen
3.      Pertunjukan terdiri atas babak atau bagian (episode).
4.      Pertunjukan adalah improvisasi yang berarti terdapat fleksibilitas dalam hal bagaimana episode komunikasi di mainkan.
Pacanowsky dan Trujillo menyajikan daftar dari sejumlah pertunjukan komunikasi organisasi yang terdiri atas pertunjukkan ritual, passion, sosial, politik